Bokep Viral Terbaru Skandal Ughtie Bernama Atien PEMERSATUDOTFUN

Skandal Ughtie Bernama Atien

Tidak ada voting

kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi klik cara mematikan ADBLOCK
Download free VPN tercepat
Skandal, Ughtie, Bernama, Atien
Advertisement
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Skandal, Ughtie, Bernama, Atien yang ada pada kategori COLMEK, EXCLUSIVE CONTENT, JILBAB, SKANDAL, TEEN, VCS, VIRAL published pada 29 Desember 2023 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming Skandal Ughtie Bernama Atien secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Content Yang Serupa :
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :



Saat Istriku Pergi


Saya adalah seorang laki laki biasa yang baru saja ditinggalkan oleh istri saya, karena ada masalah yang masing-masing tidak mau mengalah. Akhirnya dia memilih pergi dari saya. Dan karena kepergiannya, kini flat yang biasanya kami tempati itu jadi punya dua kamar kosong.

Di tempat kerja, sayapun sudah tidak banyak bercanda seperti biasanya. Dan itu yang membuat salah satu wanita teman kerja saya merasa simpati pada saya. Sehingga setelah selesai jam kerja, kami pulang bareng. Selama di dalam tram saya banyak menjawab pertanyaannya tentang kepergian istri saya. Sehingga kami tidak banyak menaruh perhatian pada macetnya kota Melbourne pada jam-jam selesai kerja seperti ini.

Tanpa terasa kami sudah berada di dalam tempat tinggal saya, setelah saya persilakan dia untuk mengambil apa yang dia mau di kulkas, saya langsung ke kamar mandi untuk menumpahkan air pipis yang sejak dari tadi sudah di ujung kemaluanku.

Sekembalinya saya keruang tamu, teman saya sudah duduk sambil baca baca majalah dengan satu kaleng Coca-Cola. Sayapun duduk di sampingnya. Tapi tidak terlalu rapat. Saya hidupkan TV kebetulan acara berita nasional negara ini.

Kamipun bercerita panjang lebar tentang teman saya itu, seperti sudah berapa lama dia telah meninggalkan Hongkong tempat asalnya. Tapi setiap kali dia menjawab pertanyaanku dia selalu tersenyum sambil matanya memandang ke arah selangkanganku. Aku langsung melirik selangkanganku, rupanya aku lupa men-zip-nya. Langsung kutarik zip-nya, sambil bercanda padanya.
"Maklumlah Nov, soalnya udah lama sarangnya pergi!", Kataku pada Novi.
"Memangnya sudah berapa lama burungmu tidak masuk kandang?", Novi membalas candaku sambil meneguk Coca Cola dengan sedikit senyum di bibirnya.
"Kira kira 5 minggulah, emangnya kenapa nanya nanya?", Aku meneruskan sambil mencoba membetulkan posisi dudukku.
"Akh, aku nggak percaya. Mana ada sich laki laki yang sudah pernah begituan akan tahan selama itu untuk tidak melakukannya?", Bantahnya sambil senyum.
"Memang sich, aku nggak tahan. Jadi selama ini aku pakai tangan aja", Jawabku.





Sambil tertawa lebar, Novi menghampiriku. Dan Novi duduk di sebelahku, rapat sekali."Perlu dibantu?", Tanyanya sambil tangan kanannya meraba-raba kontolku.

Novi memang gadis Hongkong yang menawan, diusianya yang dua puluhan dia sangat menarik setiap mata laki-laki yang memandangnya. Karena dengan buah dada dan bongkahan pantatnya yang lebih besar dari ukuran rata-rata orang tempat asalnya. Aku jadi berani, kurangkul pundaknya sambil kulumat bibir yang berlipstick merah muda menawan itu.

Novipun membalas dengan nafasnya yang semakin membuatku untuk mempererat rangkulanku. Aku merasa sedikit sakit pada kontolku yang sudah sangat keras karena rabaan Novi. Dengan tak sabar kulepas rangkulanku dari pundak Novi dan dengan kedua tanganku kubuka celanaku sambil tetap duduk. Agak susah memang. Tapi berhasil juga.

Kudengar Novi mendesah bersamaan dengan tangannya yang menggenggam langsung kontolku yang hanya pas-pasan dengan lingkaran tangannya itu. Kamipun kembali berpagutan, hanya kali ini tangan kiriku telah meremas-remas buah dadanya yang kenyal dan semakin kenyal itu. Sedangkan tangan kananku membelai-belai tengkuknya. Novi semakin memperdengarkan desahnya.

"Ed, kita ke kamarmu saja.., ayo Ed, aku sudah tak tahan nich?", Novi memohon mesra. Aku pun berdiri, tapi ketika aku ingin membuka pakaianku, aku tersentak kaget karena Novi sudah menarik kontolku sambil menanyakan di mana kamarku. "Pelan pelan Nov, sakit nich!", protesku atas tangan Novi yang menggenggam kontolku dengan sangat ketat itu.

Aku berjalan sambil membuka bajuku ke arah kamarku yang telah kutunjukan pada Novi. (Sebenarnya aku tak mau menggunakan kamar dimana aku dan istriku tidur sebelum istriku itu pergi. Tapi bagaimana lagi. Sudah nafsu sekali saat itu).

Sesampai di kamar Novi dengan tergesa membuka seluruh pakaiannya. BH-nya, CD-nya. Semua dibuka dengan tergesa. Lalu Novi langsung menghampiriku yang sudah lebih dulu berbaring telentang di atas kasur sambil mengocok perlahan kontolku agar semakin tegang, sambil melihat Novi membuka pakaiannya.

Novi berbaring miring di sebelahku, bibirnya mencari bibirku sedangkan tangan kanannya menggantikan tanganku untuk mengocok-ngocok kontolku. Aku mendesah. Novipun semakin beringas menciumi seluruh wajahku. Telingakupun tak lepas dari sapuan lidahnya. Aku merasakan nikmat bercampur geli yang tak terkira.

Jilatan Novi semakin turun ke arah leherku, dadaku dan kedua boba toketku juga dililitnya dengan lidah. Sambil tangannya semakin cepat mengocok kontolku yang sedikit terasa sakit karena genggamannya terlalu keras.

Jilatan Novi telah berada di atas pusarku, lidahnya dicoba untuk masuk dalam lubang pusarku, dapat kudengar desahnya. Walau desahku lebih besar darinya. Kini lidah Novi menyisir bulu-bulu kontolku. Aku semakin tak tahan. Tapi aku menunggu, karena aku tahu kemana tujuan sebenarnya jilatan lidah Novi itu.

Ternyata aku salah, kukira Novi akan melahap kontolku. Ternyata Novi malah menjilat jilat kedua bijiku bergantian. Tangannya tak lepas mengocok kontolku. Sambil sesekali jari jempolnya menyapu ujung kontolku yang telah basah karena air nikmatku telah membasahi bibir ujung kemaluanku. Geli dan nikmat sekali waktu Novi melakukan itu. Aku tersentak karenanya.

Karena waktu Novi melakukan itu badannya agak nungging di sampingku, maka kucoba meraih bongkahan pantatnya. Kuusap-usap, Novi mendesah nikmat rupanya. Jariku tak mau berhenti sampai disitu, jariku mencari-cari lubang kemaluannya. Setelah jariku menemukannya ternyata sudah basah sekali. Semua itu membuat jariku semakin mudah untuk mencari lubangnya.

Kusapu lubangnya dengan jariku sambil sekali-kali kumasukan jari telunjukku ke dalam lubangnya. Novi mendesah hebat sambil melepas jilatan lidahnya dari kedua bijiku. Kuraih pantat Novi agar tepat berada di atas wajahku. Kini kedua tanganku beraksi atas bagian belakang tubuh Novi. Jari telunjuk tanganku yang kanan kumasukan ke dalam lubang memek Novi sambil memaju mundurkan. Sedangkan jari telunjuk tangan kiriku menggosok gosok clitorisnya. Dapat kulihat dari bawah selangkangannya, Novi membuka mulutnya lebar tanpa bersuara merasakan nikmat.

Ketika niatku hendak menggunakan lidahku untuk menjilat memeknya, aku merasakan nikmat dan sedikit ngilu yang tak terkira. Rupanya Novi telah melahap bagian kepala kontolku. Lidahnya melilit-lilit di atas permukaan kepala kontolku.

Akupun ingin menandinginya dengan mejilat-jilat permukaan lubang memek Novi. Sambil sekali-kali kucoba untuk memasukan lidahku kedalam memeknya. Agak asin memang, tapi yang lebih terasa adalah nikmatnya. Semakin nikmat lagi saat kudengar Novi mengeluh karena jilatan lidahku.

Novi telah memasukan kontolku setengahnya dalam mulutnya sebentar sebentar dinaikan kepalanya, kemudian diturunkan lagi. Yang membuat aku merasa nikmat adalah saat Novi menurunkan wajahnya untuk melahap kontolku, karena Novi telah mengecilkan lingkaran mulutnya. Sehingga hanya pas sedikit ketat ketika bibirnya menelusuri kontolku dari atas ke bawah. Oh nikmat sekali.

Aku hampir saja muncrat kalau aku tidak segera minta Novi membalikan badannya hingga wajahnya berhadapan denganku. Aku membalas senyumnya yang kelelahan menahan nikmat yang baru saja kami alami.

Kucium lagi mulutnya yang sangat becek oleh air liurnya. Lalu kubalikan Novi agar berada dibawahku. Kulebarkan selangkangannya kugenggam kontolku dengan tangan kananku, lalu kugosok-gosok kepala kontolku pada permukaan kemaluannya.
"Oh.., Ed.., terus Ed.., aahh.., nikmat sekali.., sshh", erang Novi. Akupun mempercepat gesekannya, Novi menggeleng gelengkan kepalanya.

Lalu dengan tiba tiba kutancapkan kontolku ke dalam memeknya yang sudah banjir itu dengan satu hentakan keras, masuklah 3/4 nya kontolku dengan leluasa. Bersamaan dengan itu Novi berteriak sambil badannya sebatas bahu terangkat seperti hendak berdiri matanya membelalak menghadapi tikamanku yang tiba-tiba itu.
"oohh Edwiinn.., enaak.., terus.., Ed.., terus.., lebih cepat Ed.., ayo Ed.., terus.., aahh", erang Novi sambil menghempaskan kembali bahunya ke kasur.

Kedua tangan Novi membelai wajahku sambil menggigit bibirnya yang bawah matanyapun menunjukan bahwa saat ini Novi sedang merasakan nikmat yang tiada tara. Akupun semakin cepat memaju-mundurkan kontolku. Nikmat yang kurasakan tiada bandingnya. Memek Novi masih boleh dibilang sempit.

"Enak Nov?", tanyaku padanya sambil memaju-mundurkan kontolku. Novi tidak menjawab, hanya desahannya saja yang semakin jelas terdengar.
"Enak nggak Nov?", tanyaku lagi. Novi menjawab dengan anggukan kecil sambil menggigit kembali bibir bawahnya.
"Jawab dong Nov, nikmat nggak?", paksaku walaupun ini adalah pertanyaan bodoh.
"Luar biasa Ed.., sshh.., aku hampir keluar nich oohh", katanya terputus putus.
"Aku masukin semuanya yach Nov?", tanyaku padanya yang sedang melayang.
"sshh.., em.., emangnya belum semuanya dimasukin?", Novi balik bertanya heran sambil menatapku dengan sayu.
"Belum!", Jawabku singkat sambil terus maju mundur.

Tangannyapun bergerak ke bawah untuk memastikan belum semua kontolku masuk ke dalam lubang memeknya. Ketika tangannya berhasil menyentuh sisa kontolku yang masih di luar, aku merasa tambah nikmat.
"Oohh.., Ed masukin Ed.., masukin semuanya Ed.., aahh", pintanya sambil menarik pinggangku dengan kedua tangannya dan matanyapun terpejam menantikan.

Kucoba menahan tarikan tangan Novi pada pinggangku, agar masuknya sisa kontolku tidak terlalu cepat. Aku ingin memberikan kenikmatan tak terlupakan padanya.
Benar saja, ketika sedikit demi sedikit sisa kontolku masuk, Novi mendesis seperti ular yang berhadapan dengan musuhnya. "Sshh.. sshh", sambil matanya terpejam ketat sekali menahan nikmat telusuran kontolku ke dalam memeknya. Kedua tangannyapun menjambak-jambak rambutnya sendiri.

Tanpa diduga kucabut kontolku, hanya tinggal kepalanya saja yang masih tenggelam. Novi seperti ingin protes, tapi terlambat. Karena aku telah menekannya lagi dengan sekali tancap masuklah semua kontolku.
"Edwiinn!", teriak Novi keras sekali sambil tangannya memukul-mukul tempat tidur.
Aku semakin percepat gerakanku, walaupun aku sudah merasa sedikit lelah dengan pinggangku yang sejak tadi maju mundur terus.
"Terus Ed.., oohh.., terus.., teruss.., oohh.., oohh.., aahh".
Novi mengerang bersamaan dengan tercapainya Novi pada puncaknya, sambil tangannya meremas-remas sprei tempat tidur di kanan dan kirinya, badannya tersentak-sentak hanya putih yang kulihat di matanya.

Tapi aku masih terus memacu untuk menyusulnya, makin cepat, makin cepat lagi nafasku memburu. Bunyi nikmat terdengar dari dalam memek Novi karena air nikmatnya itu.
"Oh Nov.., oohh.., aahh..", cepat kucabut kontolku agar tak muncrat di dalam, kugenggam kontolku, kuarahkan kontolku ke perut Novi, di sanalah air nikmatku mendarat.

Novi cepat bangkit dan mendorongku agar telentang, kemudian Novi melahap separuh kontolku ke dalam mulutnya. Lidahnya menjilat-jilat mulut kecil di ujung kontolku. Aku merasa ngilu sekali dan tangan Novi yang mengocok-ngocok kontolku seperti hendak memastikan agar keluar semua air nikmatku.
"Sudah Nov.., sudah.., ngilu nich.., uuhh.., sudah", pintaku padanya. Tapi Novi masih saja memaju-mundurkan mulutnya terhadap kontolku yang semakin ngilu sekali. Setelah yakin tidak ada lagi air nikmat yang akan keluar dari kontolku Novipun merebahkan kepalanya di atas perutku sambil memandangku dengan penuh kepuasan.

Kemudian keadaan membisu, hanya detak jam dinding yang mengingatkan akan kenikmatan yang baru saja kami alami. Kami memang mencoba untuk mengingat kembali kejadian yang sempat membawa kami ke awang-awang.

"Nov, sudah jam 8 nich. Kamu nggak pulang?", tanyaku memecahkan kesunyian. Novi seakan tak mendengar ucapanku. Kemudian dengan lembut kuangkat kepalanya dan keletakan di atas kasur. Akupun coba bangkit, tapi sebelum aku turun dari tempat tidur kurasakan tangan Novi memegang perutku.
"Mau kemana Ed?", tanyanya sambil melepas nafar panjang.
"Mau mandi dulu nich, lengket semua rasanya badanku", Jawabku sambil menoleh ke arahnya.
"Tunggu dikit lagi, kita mandi sama-sama" Novi memohon sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggangku.
Lalu kamipun pergi ke kamar mandi dan mandi berdua serta mengulanginya permainan seks yang sempat terputus tadi di kamar mandi. Setelah merasa puas kamipun istirahat sambil berpelukan hingga esok pagi.
Sejak kejadian itui saya dan Novi semakin akrab dan selalu mengulangi persetubuhan yang telah kami lakukan. Sampai akhirnya istrikupun pulang kembali ke apartemenku, tapi itu tidak membuatku lupa akan Novi. Kami sering melakukannya di apartemenku tatkala istriku tidak ada atau di kantor, hotel serta apartemen Novi bila istriku sedang di rumah.

TAMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.